Iman yang Paling Menakjubkan
Diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari selepas shalat Subuh, Rasulullah duduk berbincang dengan para sahabatnya. Lalu beliau bertanya:
“Siapakah yang paling menakjubkan imannya?” Mereka menjawab, “Para malaikat.”
Beliau merespon, “Bagaimana malaikat tidak beriman sementara mereka menyaksikan (urusan Allah) secara langsung!”
Mereka menyahut, “Para nabi, wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Bagaimana para nabi tidak beriman sementara wahyu turun kepada mereka dari langit.”
Mereka menjawab, “Para sahabatmu, wahai Rasulullah.”
“Lho bagaimana para sahabatku tidak beriman sementara mereka melihat apa yang aku lakukan”
Rasul kemudian menerangkan: “Yang paling menakjubkan imannya adalah suatu kaum yang datang setelahku, mereka beriman kepadaku dan membenarkanku meskipun tidak pernah melihatku. Mereka itulah ikhwanku (saudaraku)”.
Berangkat dari riwayat di atas, saya belajar memaknai iman sebagai sebuah tantangan. Semakin tinggi tingkat tantangan, semakin tinggi pula tingkat iman kita. Semakin sulit kita menjalankan sebuah keyakinan (iman), semakin tinggi pula nilai iman kita di sisi Allah.
Seorang waliyullah tidak diragukan lagi telah melihat berbagai “keajaiban” dan “rahasia” Allah. Kalau Allah mengangkat derajatnya, tentu saja kita tak akan heran. Yang membuat kita takjub adalah, seorang manajer yang sangat sibuk dan telah menyaksikan bahwa “time is money”, namun tetap berusaha menunaikan shalat lima waktu meski kadang bolong.
Begitu juga dengan seorang kuli bangunan yang lebih banyak menggunakan potensi otot dibanding potensi otaknya, namun tetap berpuasa di bulan Ramadhan meskipun dia harus kerja di tengah terik mentari. Berbeda dengan manajer yang kerja di ruang ber-AC.
Masing-masing memiliki iman yang menakjubkan pada konteks tantangannya. Pada akhirnya, ber-Islam itu tergantung pada kondisi setiap individu, serta melakukan pilihan yang tidak merusak kemanusiaan kita. Dengan begini kita gak gampang menghakimi pergulatan iman yang lain. Jangan merasa lebih, kalau kita belum merasakan perjuangan orang lain.
(Nadirsyah Hosen)
Sumber gambar: telisik.id
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Jangan Lukai Siapapun dan Apapun
Oleh: KH Husein Muhammad Usai melaksanakan hak konstitusi, memilih pemimpin, seseorang mengajak ngobrol. Lalu dia bertanya bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini.
Sampainya Doa Anak Kepada Orang Tua
Oleh: KH Ma'ruf Khozin Doa anak mengirim pahala bagi orang tua akan sampai berdasarkan QS An-Najm 39 Ayat berikut menjadi senjata bagi Salafi dan yang sepemahaman deng
Habisilah Usiamu Dengan Bertakwa Kepada Allah Ta'ala
Oleh: Hanif Rayis (Santri Pers Al Hikmah, XI IPA Tahdfidz) Agama Islam merupakan agama dengan penduduk terbesar ke-2 di dunia. Sehingga setengah dari penduduk bumi
Peran Para Santri Untuk Negara Indonesia.
Oleh: Anwar Fakhri Dzulfiqar (Pers santri Al-Hikmah Bandar Lampung kelas IX) Santri merupakan pelajar yang menuntut ilmu agama di pondok pesantren. Dahulu santri bukan h
Keutamaan Ibadah Sosial
Oeh: KH Husein Muhammad Ibadah personal atau individual merupakan cara manusia mendekatkan diri (taqarrub) dan menundukan diri kepada Tuhan, membersihkan hati dan membeba
3 Cara Menundukkan Orang Lain
Oleh: KH Husein Muhammad Ada tiga cara mengalahkan/menundukkan orang : 1. Dengan kekuatan fisik/otot atau pengerahan massa. Marah-marah. Bawa dan mengacungkan senjata. I
Islam Merupakan Agama Perdamaian
Oleh: KH Husein Muhammad Islam merupakan agama perdamaian. Dan di bawah ini adalah sebagian cuplikan sederhana dari yang disampaikan. Aku bilang :  
Hari Sumpah Pemuda dan Semangat Nasionalisme
Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia untuk mengenang momen bersejarah pada tahun 1928, ketika para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang
Berikut Teks Lagu Ya Lal Wathan beserta artinya
Teks Arab Lagu Ya Lal Wathon يا للوطن، يا للوطن، يا للوطن حب الوطن منالإيمان ولاتكن من الحرمان انهضوا أهل ال
Berikut Teks Mars Hari Santri Nasional
Berikut adalah lirik lengkap Mars Hari Santri: 22 Oktober 45 Resolusi Jihad panggilan jiwa Santri dan ulama tetap setia Berkorban pertahankan Indonesia &n