Keterikatan Indonesia, Islam, Kiai dan Santri
Oleh: Sidiq Hidayatulloh
Islam merupakan agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen, dan Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu pemeluk terbanyak dari agama Islam tersebut. Sejak penyebaran Islam di era Kerajaan Perlak, Samudra Pasai di Sumatera dan para Wali Songo di Jawa, serta daerah lainnya di pelosok Nusantara, menjadikan Islam terus berkembang pesat hingga saat ini di bumi Panca Sila dengan amat signifikan.
Penyebaran Islam di Nusantara memiliki banyak metode, seperti lewat politik perkawinan, kesenian dan budaya, serta berbagai metode yang menjunjung toleransi dan kebersamaan. Setelah Islam mulai tersebar, para pendakwah mulai mengajarkan mereka ilmu agama Islam lewat surau-surau, masjid, mushalla dan pondok pesantren (salah satu metode belajar tertua di Indonesia), sehingga Islam semakin kuat, bukan hanya segi kuantitas tetapi juga kualitas.
Dalam ajaran Islam itu sendiri, bahwa seorang Muslim diwajibkan menuntut ilmu, sebagaimana yang tertera dalam salah satu hadits Nabi: “thalabul I’lmi faridhatul a’la kulli muslim wa muslimatin”.
Hadits tersebut mewajibkan seluruh umat Islam diseluruh dunia agar menuntut ilmu, baik laki maupun perempuan, baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua yang di atas umur produktif. Karena Islam memiliki semboyan bahwa menuntut ilmu itu dari ayunan sampai liang lahat.
Demi sebuah keberhasilan yang maksimal, orang yang menuntut ilmu harus memiliki 6 syarat yang wajib dipenuhi, sebagaimana dalam kitab Alala dan Ta’lim Mutaalim, bahwa syarat mencari ilmu yaitu harus cerdas (mumpuni), sungguh-sungguh (semangat), sabar, ada biaya, ada gurunya (guru yang memiliki sanad yang baik) dan waktunya lama. Dan keenam syarat tersebut sangat efisien dengan pembelajaran di pondok pesantren.
Dalam pondok pesantren santri akan digembleng oleh seorang guru bernama kiai dan para santri diwajibkan untuk bermukim di pondok, demi kemaksimalan pembelajaran, sehingga kiai dan santri memiliki ikatan batin keilmuan yang tidak dapat dipisahkan, karena hakikatny kiai dan santri adalah ikatan orang tua dan anak. Sehingga ketika terjalin ikatan ruhani, maka akan melahirkan keberkahan bertambahnya kebaikan, bertambah sabar, dan selalu Ikhlas.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pondok pesantren melahirkan tokoh-tokoh Islam yang nasional dan mendunia sepeti KH Hasyim asy’ari, KH Abdul karim, KH Ahmad Dahlan dan lain sebagainya. Sehingga dalam kiprahnya Indonesia tidak akan dapat dipisahkan dengan pesantren, para kiai dan santri, karena dalam kemerdekaanpun Indonesia tidak luput dengan perjuangan para kiai pesantren dan santri-santrinya. (Svz)
*Penulis merupakan santri Jurnalistik (Pers Al Hikmah)
Sumber foto: MNC Netralnews
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Jangan Lukai Siapapun dan Apapun
Oleh: KH Husein Muhammad Usai melaksanakan hak konstitusi, memilih pemimpin, seseorang mengajak ngobrol. Lalu dia bertanya bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini.
Sampainya Doa Anak Kepada Orang Tua
Oleh: KH Ma'ruf Khozin Doa anak mengirim pahala bagi orang tua akan sampai berdasarkan QS An-Najm 39 Ayat berikut menjadi senjata bagi Salafi dan yang sepemahaman deng
Habisilah Usiamu Dengan Bertakwa Kepada Allah Ta'ala
Oleh: Hanif Rayis (Santri Pers Al Hikmah, XI IPA Tahdfidz) Agama Islam merupakan agama dengan penduduk terbesar ke-2 di dunia. Sehingga setengah dari penduduk bumi
Peran Para Santri Untuk Negara Indonesia.
Oleh: Anwar Fakhri Dzulfiqar (Pers santri Al-Hikmah Bandar Lampung kelas IX) Santri merupakan pelajar yang menuntut ilmu agama di pondok pesantren. Dahulu santri bukan h
Keutamaan Ibadah Sosial
Oeh: KH Husein Muhammad Ibadah personal atau individual merupakan cara manusia mendekatkan diri (taqarrub) dan menundukan diri kepada Tuhan, membersihkan hati dan membeba
3 Cara Menundukkan Orang Lain
Oleh: KH Husein Muhammad Ada tiga cara mengalahkan/menundukkan orang : 1. Dengan kekuatan fisik/otot atau pengerahan massa. Marah-marah. Bawa dan mengacungkan senjata. I
Islam Merupakan Agama Perdamaian
Oleh: KH Husein Muhammad Islam merupakan agama perdamaian. Dan di bawah ini adalah sebagian cuplikan sederhana dari yang disampaikan. Aku bilang :  
Hari Sumpah Pemuda dan Semangat Nasionalisme
Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia untuk mengenang momen bersejarah pada tahun 1928, ketika para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang
Iman yang Paling Menakjubkan
Diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari selepas shalat Subuh, Rasulullah duduk berbincang dengan para sahabatnya. Lalu beliau bertanya: “Siapakah ya
Delapan Cara Untuk Meningkatkan Kita Membaca
Untuk meningkatkan kemampuan membaca, kamu bisa mencoba beberapa strategi berikut: 1. Tentukan Tujuan Membaca: Mengetahui tujuanmu, apakah untuk memahami informasi detail, meny