Oleh: KH Ahmad Ishomuddin
Terkadang kita mengenal satu saja keahlian dari seorang tokoh terkemuka yang memiliki berbagai keahlian. Sekedar contoh bisa saya sebutkan antara lain, al-Imam al-Syafi'i (150-204 H.). Mungkin kita mengenalnya hanya sebagai Mujtahid Mutlaq di bidang Ilmu Fiqih, atau sebagai penyusun pertama Ilmu Ushul al-Fiqh.
Mungkin sedikit di antara kita yang mengenali al-Imam al-Syafi'i sebagai seorang ulama yang ilmunya sangat mendalam di bidang Ilmu al-Hadits, sehingga dijuluki Nashir al-Sunnah (pembela al-Sunnah). Dan barang kali lebih sedikit lagi yang mengetahui, bahwa al-Imam al-Syafi'i juga seorang yang memiliki keahlian mendalam di bidang pengobatan.
al-Imam Fakhruddin al-Razi dalam kitab Manaqib al-Syafi'i jilid I halaman 325 menulis pernyataan al-Imam al-Syafi'i:
العلم علمان علم الأبدان وعلم الأديان ... علم الأبدان علم
الطب وعلم الأديان علم الفقه
Ilmu itu ada dua: Ilmu tubuh manusia dan ilmu agama... Ilmu tubuh manusia adalah ilmu pengobatan (kedokteran), sedangkan ilmu agama adalah Ilmu Fikih.
al-Imam al-Syafi'i juga pernah berkata:
لا تسكن بلدة لا يكون فيها عالم يخبرك عن دينك ولا طبيب يخبرك عن أمر بدنك
Tidak akan tenteram suatu negeri yang di dalamnya tidak ada seorang berilmu ('alim) yang bisa memberitahukan kepadamu tentang (perkara) agamamu, dan (juga demikian) bila tidak ada dokter yang menginformasikan tentang perkara (penyakit atau kesehatan) pada tubuhmu.